Senin, 27 April 2009

Flu Babi





Tantangan baru selalu hadir dalam roda kehidupan seakan mengikuti langkah kita tanpa henti, kadang datang bertubi – tubi kadang sesekali tetapi sangat dahsyat, seluruh dunia seakan terhenyak hebat dengan adanya wabah baru yaitu Flu babi.

Pada era jaman flu burung dunia usaha Jasa Boga sangat terpukul terutama usaha katering karena banyak konsumen yang tidak mau lagi memesan menu jenis unggas seperti : ayam,bebek,burung dara menjadi salah satu menu, sehingga para peternak ayam potong banyak yang tidak bisa menjual hasil ternaknya, kita sudah tahu akibatnya dari situasi ini ujung ujungnya peternak gulung tikar.

Saat situasi yang paling terasa saat itu adalah, begitu masalah flu burung sudah bisa diatasi oleh Pemerintah berarti kepercayaan konsumen katering juga mulai kembali pulih konsumen mulai berani memesan menu jenis unggas lagi, tetapi disinilah permasalahan yang sangat krusial …akibat peternak berkurang karena gulung tikar harga ayam potong mendadak naik tidak seimbang antara permintaan pasar dengan produksi, sebelum wabah flu burung 1 kg ayam potong Rp 12 000 dan pada masa pemulihan kepercayaan pasar harga bisa sampai Rp 25 000 ….kebayangkan yang usaha katering mau jual berapa..?

Nah dari situasi tadi maka banyak konsumen yang memilih menu daging sapi karena harga sudah tidak terpaut jauh dengan daging ayam, memilih bmenu daging sapi memang sedikit lebih mahal tetapi lebih prestise menunya dan masih lebih bisa dipercaya bahwa kalau makan daging sapi tidak akan ketularan Flunya, tetapi terakhir ini datang lagi masalah baru di Indonesia….ditemukan daging sapi dipasaran banyak dicampur dengan daging babi…hhmm wuuaaahhhhh….ini lebih parah …!!!!!!!
Karena masyarakat kita dalah mayoritas adalah Muslim….kebayang lagi kan puyengnya para pengusaha catering …eeehhhh….malah ditambah lagi dengan wabah baru diseluruh dunia yaitu Flu babi …


Karena kita sama sama belum pernah diserang dengan Flu babi maka saya perlu memberikan kutipan berita dari Jawa Pos agar nantinya bisa segera mengantipasi kalau jadi permasalahan baru di dunia usaha katering,….apakah flunya bisa menulari bahan bahan baku hewani untuk masakan lainnya seperti jenis unggas .?
Ini kutipan beritanya & akan saya up date terus dari sumber yang terpercaya.


Sumber : Jawa Pos
[ Selasa, 28 April 2009 ]
Seluruh Negara Siaga Flu Babi
Flu babi menjadi ancaman paling ditakuti di seluruh dunia saat ini. Setelah mewabah di Meksiko dengan membunuh lebih dari 100 orang, dan terus bertambah jumlahnya.

Selandia Baru, Spanyol,dan negara lain sudah memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Amerika Utara, tempat awal munculnya wabah. Rencana mengkarantina dan memperketat impor daging babi , dan yang paling mencengangkan adalah memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat.
Kayaknya wabah ini serius banget coba deh simak kuitipan dari Jawa Pos ini : “ Para pejabat kesehatan global juga tinggal menunggu waktu menaikkan tingkat peringatan pandemi global.”

Waktu jaman flu burung pemerintah selalu menyatakan tidak perlu kuatir sampe sampe mempertontonlan makan ayam goring di acara TV sekarang Menteri kesehatan juga sudah memberi pernyataan yang diberitakan dalam Jawa Pos,
Sumber : Jawa Pos
” Kemarin (27/4) Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengimbau masyarakat untuk tidak panik terhadap kemungkinan munculnya penyakit flu babi di Indonesia.

Siti menegaskan bahwa penyakit flu babi alias H1N1 berpotensi kecil untuk tersebar di tanah air. Angka kematian akibat flu burung (H5N1) jauh lebih tinggi, yakni 80-90 persen, ketimbang flu babi (H1N1), yakni 6,4 persen. Namun, masyarakat harus tetap waspada karena sudah ada konfirmasi virus ini dapat ditularkan melalui manusia ke manusia. ''Virus H1N1 hanya hidup pada daerah subtropik. Untuk Indonesia, kemungkinannya sangat kecil karena beriklim tropis. Meski demikian, masyarakat harus tetap waspada," kata Menkes dalam jumpa pers setelah rapat koordinasi penanggulangan flu babi di Kantor Menko Kesra, Jakarta.

Rapat koordinasi dihadiri oleh Departemen Perhubungan, Departemen Kesehatan, Polri, Depdagri, Departemen Kebudayan dan Pariwisata, Deptan, Depkeu, dan Deplu.

Untuk mewaspadai munculnya penyakit tersebut di Indonesia, Departemen Kesehatan (Depkes) telah meminta pihak terkait untuk menghentikan impor daging babi. Selain itu, Depkes melakukan surveillance pada sejumlah peternakan babi di Indonesia yang jumlahnya kini mencapai 9 juta ekor. ''Sementara bagi pendatang yang masuk ke Indonesia melalui bandara telah disiagakan thermo scanner,'' ujar Siti.

Thermo scanner adalah alat yang dapat mendeteksi suhu tubuh manusia yang bertemperatur tinggi. Jika tubuh manusia yang diperiksa lebih dari 38 derajat Celsius, alat akan berbunyi. Jika ada yang dicurigai terinfeksi flu babi, akan diberi Kartu Bahaya Kesehatan (Health Alert Card) yang sudah disiapkan Depkes. Kartu itu diberikan kepada perusahaan penerbangan dan pelabuhan. Kartu tersebut akan dibagikan dan harus diisi oleh pendatang mengenai kondisi kesehatannya. Misalnya, pendatang tersebut sedang flu atau tidak.

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (PPBB) Depkes Rita Kusriastuti menambahkan, thermo scanner telah disiagakan di sepuluh bandara dan pelabuhan. Antara lain, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusumah di Jakarta, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Hang Nadim di Batam, Bandara Hasanudin di Makassar, Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bandara Sepinggan di Balikpapan, dan Pelabuhan Tanjung Priok di Terminal satu dan dua. ''Sedangkan untuk obat, telah disiapkan stok 3 juta obat tamiflu (obat yang sama untuk flu burung). Selain itu, 100 RS rujukan juga telah dilatih kembali," kata Rita.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menyatakan, flu babi sangat mungkin menjadi pandemi.''Karena itu, pemerintah akan mengusahakan pencegahan penyebarannya di Indonesia,'' ujar dia.

Ical -panggilan akrab Aburizal- mengatakan telah menerima laporan dari menteri pertanian, menteri kesehatan, dan Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Pandemi Influenza dalam rapat koordinasi. ''Kita akan bahas langkah-langkah agar flu babi tidak menyebar di Indonesia, berdasar pengalaman pencegahan pandemi flu burung,'' kata Ical lagi. Saat ini, dia melanjutkan, sedang dilakukan latihan jika virus H1N1/flu babi itu menyerang Indonesia. Latihan itu menyangkut cara evakuasi, cara pengiriman ke rumah sakit, hingga pengobatan.

Mengutip keterangan Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), flu babi yang menyerang saat ini berbeda dengan jenis flu yang biasa ada pada manusia atau babi. Jenis flu baru ini terdiri atas materi genetik babi, burung, dan manusia. Jenis baru ini bisa menular antarmanusia. Tanda awal terkena flu babi ditunjukkan dengan gejala mirip flu, yakni demam, lelah, nafsu makan hilang, dan batuk. Beberapa penderita mengalami hidung berlendir, tenggorokan sakit, muntah-muntah, dan diare.

Apakah virus flu babi bisa menular lewat konsumsi daging babi ? CDC mementahkan kemungkinan itu. Sebab, babi yang masuk ke pemotongan hewan harus dipastikan bebas dari flu. Selain itu, proses pemasakan daging akan membunuh virus. Cara efektif menghindari flu baru ini adalah membiasakan mencuci tangan secara teratur, menggunakan sabun.

Ketua Laboratorium Flu Burung Universitas Airlangga Surabaya Choirul Anwar Nidom menyatakan, dari hasil penelitian di laboratoriumnya, untuk saat ini belum ditemukan babi lokal Indonesia yang mengandung virus seperti virus flu babi di Meksiko. (zul/kim) “
Demikian mudah mudahan ada manfaatnya dan untuk mencegah wabah Flu babi yang diberitakan Jawa Pos berguna untuk usaha katering karena tidak hanya kewajiban Pemerintah saja tetapi juga jadi kewajiban kita semua dengaan caranya masing masing tetapi tetap mengacu kepada prosedur yang sudah ditetapkan Pemerintah, saya hanya bisa membantu dengan memberikan informasi seperti ini.
Terima kasih